Sabtu, 19 Mei 2012

Ketika "HEDONISME" menjadi Life Style

By : Junaidi, A.md

Ali Syariati, seorang ulama terkemuka timur tengah pernah berkata bahwa tantangan terbesar bagi remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran islam ini digemari dan dijadikan sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata, sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai “tauladan” dalam pergaulannya.


Firman Allah SWT,
“…dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS. Huud: 116).
Bahkan yang lebih meresahkan lagi budaya hedonisme seolah telah menjadi ideologi bagi kaum muda yang tidak tabu lagi untuk dilakukan.

Namun, ketika ada di ranah hubungan “bisnis” antarmanusia (hablumminannas), dirinya harus pula bisa bersikap hedonis, sosok manusia yang bernafsu menyukai kepentingan dunia dan gemar memburu kesenangan biologis. Dua peran itulah yang sebenarnya mencerminkan berlakunya prinsip religius yes, hedonis yes, atau agama tetap diperankan sebagai cermin dirinya yang berasal dan dibesarkan di lingkungan beragama, sementara ketika dirinya masuk di lingkaran pergaulan dunia selebriti, agama tak lagi harus diperankan sebagai kekuatan suci yang mengawalnya. Agama saat masuk dunia hedonis ini berhak dikalahkan atau dipinggirkan dan digantikan oleh gaya hidup berbingkaikan hedonisme. Prinsip tersebut tampaknya sedang memperoleh tempat tertinggi dalam tayangan televisi dewasa ini. Kata religius yes, hedonis yes seolah sudah melekat erat dalam konstruksi manajemen pertelevisian kita.

Remaja saat ini masih banyak yang terpengaruh gaya hidup liberal dan hedonis. Ini menjauhkan dan mengeluarkan mereka dari gaya hidup yang beradab, yaitu dari hukum Allah yang menciptakan manusia.
Remaja sekarang ini tergilas arus hedonisme dan sulit keluar dari kondisi itu. Karena itu kami ingin mengajak para remaja muslimah untuk membebaskan diri mereka dengan Islam. Atas nama kebebasan, banyak remaja terjebak dalam pergaulan bebas, narkoba, aborsi, dan silau dengan gemerlapnya demokrasi liberalisme. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus diselamatkan.


1 komentar:

  1. Sedih melihat kondisi kota batam yang begitu hedonis...jgn menyalahkan siapa2 kalau kedepannya generasi muda batam tidak banyak yg bs jd manusia yang berakhlak baik dan menjadi pemimpin yang baik utk t4nya sendiri... pemerintah kota mgkn terlalu sibuk dgn subjek ekonomi, tp lupa pemberdayaan nilai2 religi ke generasi muda... hal yang mustahil sekali utk mewujudkan visi Batam yg ingin menjadi bandar dunia yang madani.

    BalasHapus