By Robi Kurniawan, MA
Pada hakikatnya pendidikan itu terdiri dari empat pilar: pendidik, yang
dididik, sarana pendidikan dan pengetahuan yang akan diajarkan. Kempat
pilar tersebut secara konstektual Allah SWT jelaskan dalam Surat
al-‘Alaq (ayat 1-5):
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3)
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
"1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" .
Pertama, Allah SWT adalah Sang Pendidik. Bacalah, belajarlah dan
tekunilah sesuatu itu dengan menyebut pendidikmu yaitu Allah SWT. Hal
ini mengindikasikan bahwa apapun jenis pendidikan yang tidak berdasarkan
kerabbaniyan akan sia-sia. Setiap pengajaran lari dari koridor atau
konsep Ketuhanan pasti distorsif. Allah adalah Sang Pengajar, pendidik
sekaligus pengatur yang sempurna tentu berbeda dengan yang lainnya.
Sehingga tidak dipungkiri lagi Dia berhasil memproduksi mesin promotor
zaman yang luar biasa, pembaharu sekaligus figur yang didambakan yaitu
Muhammad SAW.
ketika ilmu didikotomikan, pelajaran yang layak diUNkan selalu menjadi
prioritas seperti : Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Indonesia sementara pelajaran moral notabene Pendidikan Agama Islam
(PAI)diabaikan saat itu juga eksistensi Tuhan dicuekkan. Dengan demikian
muncullah istilah pendidikan berkrakter bagaimana seorang pendidik bisa
berhasil mengajarkan bidang studinya yang tidak hanya anak mampu
menguasai tapi harus bekrakter dan bemoral.
Paradagima sekuler paradigma yang memandang agama dan iptek adalah
terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama
telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Eksistensi
agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.
Paradigma sosialis paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada
hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek.
Paradigma Islam paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan
pengatur kehidupan
Kedua, yang didik. Siapapun boleh menjadi murid atau talib tanpa harus melihat umur dan status. Muhammad SAW adalah salah satu murid Allah SWT. Sejarah sudah membuktikan dan mencatat tanpa keraguan bagaimana kemulian sosok Muhammad. Bahkan Michael H. Hart (guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, Amerika Serikat)Pengarang 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia memposisikan Muhammad SAW diurutan pertama. Ia memaparkan "dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar".(http://id.wikipedia.org/wiki/Michael_H._Hart) Pendidikan akan berhasil jika konsep sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW diterapkan dalam pengajaran. Pendidikan akan bermutu dan berkrakter jika sosok Muhammad dan ajarannya dijadikan panutan. Tapi pendidikan di negeri tercinta tercabik selalu menangis karena kehilangan panutannya. kebijakan yang selalu berganti menjadikan potret pendidikan hilang arah karena hanya mengikuti kemauan penguasa negeri. Perubahan nama kurikulum yang subtansi masih sama menjadi tranding tema para penguasa saat ini. Sesuai lirik lagu Armada "mau dibawa kemana cinta ini". Mau dibawa kemana pendidikan anak negeri ini. apakah sesuai kehendak penguasa atau sekedar formalitas untuk mendapatkan proyek dari semua itu. tentu jawabannya sudah ada.
Kedua, yang didik. Siapapun boleh menjadi murid atau talib tanpa harus melihat umur dan status. Muhammad SAW adalah salah satu murid Allah SWT. Sejarah sudah membuktikan dan mencatat tanpa keraguan bagaimana kemulian sosok Muhammad. Bahkan Michael H. Hart (guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, Amerika Serikat)Pengarang 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia memposisikan Muhammad SAW diurutan pertama. Ia memaparkan "dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar".(http://id.wikipedia.org/wiki/Michael_H._Hart) Pendidikan akan berhasil jika konsep sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW diterapkan dalam pengajaran. Pendidikan akan bermutu dan berkrakter jika sosok Muhammad dan ajarannya dijadikan panutan. Tapi pendidikan di negeri tercinta tercabik selalu menangis karena kehilangan panutannya. kebijakan yang selalu berganti menjadikan potret pendidikan hilang arah karena hanya mengikuti kemauan penguasa negeri. Perubahan nama kurikulum yang subtansi masih sama menjadi tranding tema para penguasa saat ini. Sesuai lirik lagu Armada "mau dibawa kemana cinta ini". Mau dibawa kemana pendidikan anak negeri ini. apakah sesuai kehendak penguasa atau sekedar formalitas untuk mendapatkan proyek dari semua itu. tentu jawabannya sudah ada.
Ketiga, sarana pendidikan. Pada ayat keempat di atas disebutkan Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran al-qalam (pena) menandakan betapa
pentingnya sebuah sarana pendidikan. Qalam adalah sebuah pena, bantuan
dan dana untuk para pendidik dan yang didik. Ketidakadilan membuat
pendidikan menjadi mandul. menunda bahkan memakan apa yang menjadi hak
dari si pendidik dan murid adalah sebuah musibah dalam pendidikan.
Tidak masanya lagi perbedaan itu dinampakkan. Sekolah negeri dan swasta
seharusnya sejajar menurut pendidkan Tuhan. Apa yang menjadi bagian dari
sekolah negeri adalah bagian dari sekolah swasta.
Kata al-qalam juga adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal
baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban tidak
akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang
dilambangkan dengan al-qalam.
Keempat, pengajaran. Pengetahuan yang upto date dan baru adalah penentu
keberhasilan pendidikan tersebut. Allah SWT selalu mengupdate
pengajaranNya kepada Muhammad SAW maka Muhammad berhasil. Dia mengajar
kepada manusia (Muhammad SAW) apa yang tidak diketahuinya ( Alalaq :5).
Seorang pendidik yang mampu mengimprovisasi dirinya dan bisa menguasai
kelas tentu lebih jauh berhasil daripada seorang pengajar yang hanya
datang ke kelas untuk absesnsi saja.
Kempat pilar tersebut merupakan ciri khas Pendidikan Tuhan. Last but not least, jawaban dari pertanyaan : mau dibawa kemana pendidikan ini? tentu bawalah ia menuju pendidikan ala Rabbani. Wallahu a'lam
Kempat pilar tersebut merupakan ciri khas Pendidikan Tuhan. Last but not least, jawaban dari pertanyaan : mau dibawa kemana pendidikan ini? tentu bawalah ia menuju pendidikan ala Rabbani. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar