Hand out : Robi Kurniawan
Batam. "Hampir 15 tahun saya mengajar di sekolah ini tapi kesejahteraan hanya begitu saja tidak ada perubahan. Meskipun yang lain pada naik semua sekolah kami masih stanby mempertahankan status quonya. Sementara di sisi lain pemerintah sibuk mengurus guru PNS dan gaji yang konon sampai gaji 12 dan berlomba pengebirian hak-hak guru swasta.Apa guru di swasta tidak boleh sejahtera ya atau menikmati kehidupan yang layak?".
Batam. "Hampir 15 tahun saya mengajar di sekolah ini tapi kesejahteraan hanya begitu saja tidak ada perubahan. Meskipun yang lain pada naik semua sekolah kami masih stanby mempertahankan status quonya. Sementara di sisi lain pemerintah sibuk mengurus guru PNS dan gaji yang konon sampai gaji 12 dan berlomba pengebirian hak-hak guru swasta.Apa guru di swasta tidak boleh sejahtera ya atau menikmati kehidupan yang layak?".
Demikianlah sekilas curahan hati sebut saja bu YN ke media pendidikan
Batam.
Ketika koresponden MPB sempat datang ketempat Ibu YN beliau enggan
menyebut nama sekolahnya dan gaji yang diterimanya. Namun dari ucapan
Ibu YN tadi menjelaskan bahwa kesejahteraan belum tercapai optimal dari
yang diharapkan bahkan gaji kadang sering terlambat sementara
menghandalkan bantuan pemerintah penuh dengan birokratis dan
ketidakpastian juga dan syarat dengan pemotongan. Apa yang dialami Ibu
YN tersebut merupakan embrio salah satu keluhan guru yang lainnya. Gaji
tidak cukup sering telat dan isentif delimatis syarat dengan pemotongan
adalah sumber ketidakgairahn guru. Dan sementara guru diminta untuk
perfect dengan beban kerja dan moral. Tentu saja hal ini bedampak tidak
baik bagi guru tersebut maka tak heran lagi profesi guru menjadi ganda
paginya di sekolah siang hari mengojek bahkan ada pekerja part time.
Siapakah yang mengalami ini semua of course guru swasta yang notabene
bergaji kecil bahkan di bawah standar. Apakah istilah guru adalah
pahlawan tanpa tanda jasa menjadi slogan dan harus dipraktikkan bagi
sebuah sekolah atau interprestasi mereka masih kurang dalam
mengartikulasikan slogan tersebut sehingga dijadikan dasar bahwa bekerja
itu harus ikhlas sementara profesionalisme dituntut? Bagaimana dengan
hadist Muhammad SAW :
Hadist riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
أَعْطُوا اْلأَجِيْرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ.
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
Tentu upah di sini adalah upah yang layak sesuai dengan
keprofesionalitasnya. Guru juga pekerja dan buruh karena dituntut
profesional dengan kewajiban yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
atau yayasan. Kata "keringat" berarti ketekunan dalam bekerja. Keringat
akan muncul bagi yang bekerja dengan baik. Keringat adalah simbol yang
bisa brarti loyalitas, kegigihan dan proaktif. Memang suatu kezaliman
bagi sekolah atau yayasan yang tidak mengapresiasi guru dengan loyalitas
penuh dan bahkan ketika mengajar disukai anak didiknya.
Apa yang dikeluhkan Ibu YN diatas mempunyai dua tujuan tersirat. Pertama,
kepada pihak yayasan untuk menyikapi dengan baik apa yang dirasakn dia
atau guru lainnya dan melakukan tindakan ril yang tidak hanya
menjanjikan dan janji yang dijanjikan.
Kedua, kepada pemerintah jangan lagi ada perbedaan perlakuan
terhadap guru swasta dan negeri bukankah guru bersama-sama satu tujuan
untuk mencerdaskan dan membina anak bangsa. bahkan di akhir beliau
mengungkapkan" saya belum pernah melihat guru PNS mengeluh, kecuali gaji
telat karena mereka bayar kredit rumah bahkan mobil", ujarnya (Roby K )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar